Author: Antonius Gunawan Dharmadji, S.H.
Perekonomian global terus bergerak menerobos batas-batas wilayah dan hukum nasional negara Indonesia membuat para advokat harus siap dalam menghadapi persaingan secara internasional.
Hal tersebut menjadi bahan diskusi dalam webinar bertajuk “Mengembangkan Advokat Indonesia dalam Persaingan Global” yang diselenggarakan oleh Smart Wikan Profesional (SWP) bekerja sama dengan PDB Law Firm pada Rabu (31/3/2021) yang dipandu oleh Doni Budiono selaku moderator dan merupakan Pimpinan dari PDB Law Firm.
Memberikan pemaparan pertama, Jennifer B. Tumbuan menjelaskan bahwa perjalanan menjadi seorang advokat tidak dapat dalam waktu satu malam, melainkan perlu track record panjang untuk mencapai posisi saat ini.
“Justru yang harus dijalankan adalah track record dulu, bangun dulu nama, memupuk semua pengalaman, nah baru nanti dengan sendirinya setelah bertahun rezeki akan datang dapat dipergunakan untuk pengembangan kantor, kuncinya adalah tekun dan bersabar”, kata Jennifer.
Baca juga: Merangkai Legal Opinion dan Legal Due Diligence
Daniel Ginting mengatakan bahwa konsentrasi akan profesi tertentu atau bidang tertentu yang disukai menjadi penting dalam pengembangan diri.
“Batu yang bergulir tidak pernah mendapat lumut, artinya apabila kita sering loncat-loncat maka ilmu kita menjadi tidak dalam (kita tau banyak tapi tidak mendalam),” ucap Daniel.
Menjawab pertanyaan tentang persoalan anak muda yang sering bimbang dalam menentukan pilihan tempat bekerja, menurut Daniel pilihlah sesuatu yang disukai dan nyaman dalam menjalaninya.
“Semisalnya gaji saya dua puluh juta, tapi saya seneng karena saya mendapatkan kesempatan berkembang yang baik, kasus-kasus yang baik, dan punya kebebasan untuk bekerja, dan sudah cukup untuk keperluan hidup maka pilihlah itu. Namun apabila anda memilih tempat bekerja karena tawaran gaji yang lebih tinggi, tidak apa-apa juga kalau memang itu yang anda pilih namun konsekuensinya maka setiap ada tawaran gaji yang lebih tinggi maka anda harus pindah terus,”imbuh Daniel
Sementara itu, Daniel sendiri memilih untuk tetap bekerja di kantor lama dan tidak pindah selama 16 tahun. Pilihan itu dianggap menjadi pilihan yang benar karena akan menjadi fokus mempelajari satu bidang yang secara lebih mendalam.

(Foto Narasumber: Jennifer B. Tumbuan, Daniel Ginting, Ricardo Simanjuntak dan Moderator: Doni Budiono)
Ricardo Simanjuntak menjelaskan bahwa melakukan profesi advokat tidak hanya berfungsi mendampingi / membela pelaku usaha dalam penyelesaian sengketa lebih penting 80% funsgi advokat adalah mendampingi pelaku usaha dalam menjalankan aktivitas usahanya sejalan dengan hukum.
Dalam acara tersebut, Ricardo berpendapat bahwa untuk menjadi lawyer global diperlukan 4 (empat) hal, yaitu: kemampuan bahasa, kerja keras, kejujuran, dan persistensi / kualitas ilmu. Keempat hal tersebut yang akan membentuk rekam jejak prestasi nyata.
“Sertifikat penting, tapi ilmu jauh lebih penting. Berkarya, menggali ilmu secara mendalam dan fokus pada ilmu yang telah dipelajari. Karena, orang tidak melihat sertifikat, melainkan isi dari kepala anda. Oleh karena itu, umur 21-35 tahun harus mau belajar, kuasai apa yang dirasa kurang dan dibutuhkan,” ujar Ricardo.
Baca juga: Hambatan Pelaksanaan Persidangan Pidana Secara Elektronik
Ricardo juga menegaskan bahwa komitmen dan kesetiaan akan menentukan kualitas seorang advokat. “Sepintar apapun seseorang, namun apabila dalam waktu 2-3 tahun sudah beberapa kali berpindah tempat kerja apabila ingin melamar kerja ke tempat saya akan saya coret, karena bukan hanya kepintaran yang dibutuhkan namun juga kesetiaan dan komitmen,” imbuh Ricardo.
Terakhir, dalam acara tersebut para nasrasumber sepakat bahwa untuk bekerja sama dengan law firm asing, yang paling utama adalah meningkatkan pengalaman, CV (Curriculum Vitae), transaksi-transaksi di bidang yang ingin dikuasai sampai memiliki track record yang bagus. Selain itu, perlu juga menarik perhatian dan membina hubungan baik dengan perusahan-perusahaan, terutama yang telah memiliki jaringan keluar negeri. Semua hal tersebut tidaklah mudah perlu proses dan dilakukan dengan tekun serta tanggung jawab.
